AMKMedianews.com, Pemalang –Pemerintah Desa Randudongkal, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) dalam rangka pembentukan Koperasi Merah Putih, Selasa, 27 Mei 2025. Koperasi ini digagas sebagai sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui sektor pertanian, perikanan, dan kerajinan lokal.
Acara Musdesus yang berlangsung di Pendopo Balai Desa Randudongkal ini dihadiri oleh unsur perangkat desa, tokoh masyarakat, perwakilan kepolisian, dan berbagai elemen warga. Suasana musyawarah berlangsung kondusif dan penuh antusiasme, mencerminkan semangat gotong royong warga dalam membangun ekonomi desa.
Dalam Musdesus tersebut, peserta menyepakati nama Koperasi Merah Putih Randudongkal sebagai identitas koperasi yang akan segera dikukuhkan. Fokus koperasi ini akan diarahkan pada sektor usaha produktif yang berpotensi menopang ekonomi masyarakat, seperti pertanian, perikanan, dan kerajinan tangan.
Melalui proses voting terbuka, Walis Erlangga Firrera terpilih sebagai Ketua Koperasi Merah Putih dengan perolehan 53 suara, mengungguli pesaingnya H. Nurcholis yang memperoleh 35 suara. Keputusan tersebut disambut hangat oleh para peserta Musdesus.
Dalam sambutannya usai terpilih, Walis Erlangga menyampaikan komitmennya untuk bekerja nyata demi kemajuan koperasi dan kesejahteraan masyarakat.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya tidak akan banyak teori. Kita akan berjalan sesuai aturan yang ada. Semoga ke depan, koperasi ini bisa lebih maju dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anggota serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Kehadiran Koperasi Merah Putih Randudongkal diharapkan menjadi langkah strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa. Dukungan dari pemerintah desa serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama keberhasilan koperasi ini ke depan.
Pembentukan koperasi ini diharapkan pula menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain di Kabupaten Pemalang dalam upaya membangun ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal.( Joko Longkeyang ).