LBH GP Ansor Pemalang Kecam Trans7 terkait tayangan melecehkan Kyai dan Pesantren.

Redaksi / amkmedianews.com 15 Oktober 2025, 21:34 WIB

Pemalang – LBH GP Ansor Pemalang Kecam Trans7 terkait tayangan melecehkan Kyai dan Pesantren.Hal ini berdasarkan adanya  program Trans7 yang dinilai memuat unsur SARA yang menyesatkan soal kehidupan di pesantren, keberatan dan protes keras terhadap tayangan program “Expose Uncensored” di Trans7 yang ditayangkan pada Senin, 13 Oktober 2025.

“Tayangan tersebut tidak hanya melanggar prinsip jurnalisme, tetapi juga melecehkan pesantren dan tokoh-tokohnya. Berpotensi mengganggu harmoni sosial di tengah masyarakat. Tayangan itu menuai protes karena dianggap membentuk citra negatif terhadap santri, kiai, dan lembaga keagamaan. Tentunya kita ikut menyikapi dengan kecaman dan akan menempuh jalur hukum seperti yang sudah di lakukan oleh Pengurus NU maupun GP Ansor di berbagai daerah, dengan menunggu arahan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pemalang atau dari mandataris Ketua PC GP Ansor Pemalang.” jelas Helmi Nuky Nugroho, SH. MH. CMLC Ketua LBH GP Ansor Pemalang, rabu 15/10/2025.

Helmi juga menambahkan  program tersebut berpotensi melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), terutama soal penghormatan terhadap nilai agama dan keberagaman. Adanya dugaan tindak pidana bidang penyiaran terkait program siaran yg mengandung informasi menghasut, mendiskreditkan dan merendahkan martabat Kiyai dan pesantren oleh program siaran Xpose Uncensored Trans7 yg ditayangkan tgl 13 Oktober 2025 sebagaimana tegas diatur pada pasal 36 ayat 5 dan 6 UU No.32 th 2022 ttg Penyiaran.

Sikap LBH GP Ansor Pusat antara lain pertama menuntut Trans7 untuk menayangkan program penyeimbang yang menampilkan kiprah santri, pesantren dan kiai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua mendorong Komisi Penyiaran Indonesia KPI untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran kode etik jurnalistik dan P3SPS dalam pemberitaan program Xpose tersebut. Dan
ketiga mengajak seluruh santri dan masyarakat pesantren untuk tetap tenang,beradab,dan menempuh langkah hukum sesuai prosedur serta menyerukan kepada seluruh kader Ansor dan Banser untuk tetap satu komando menunggu arahan organisasi. 
“Beberapa hal perlu kita cermati dugaan manipulasi narasi dan pengeditan visual yang menggiring opini publik seolah pesantren tempat tertutup dan ekstrem. Padahal kita mau merayakan Hari Santri, mustinya pihak media lebih peka pesantren, lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Lembaga penyiaran harus berhati-hati dalam mengangkat tema keagamaan dan sosial berbasis komunitas. Kritik boleh asal dilakukan atas dasar nilai-nilai keluhuran dan berdasarkan fakta lapangan, saat Guru kami diinjak-injak, kami tak-akan mundur untuk membela Guru kami walau langit akan runtuh. Timpal helmi lagi.