AMKMedianews.com – Pantai Kramatsari di Pemalang, yang pernah menjadi primadona wisata warga, kini ‘hilang’ ditelan abrasi. Kerusakan parah ini tak hanya mengikis keindahan alam, tetapi juga merenggut mata pencarian sebagian besar warga Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Menanggapi kondisi kritis ini, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, langsung turun tangan meninjau lokasi pada Selasa (28/5/2025).
Kunjungan Gubernur Luthfi memiliki dua tujuan utama: mencegah abrasi semakin meluas menelan bibir pantai, dan menghidupkan kembali roda perekonomian warga di desa terdampak.
Pada periode 2017-2018, Pantai Kramatsari menikmati masa kejayaannya setelah diresmikan sebagai objek wisata pada tahun 1999. Ribuan pengunjung memadati pantai setiap akhir pekan untuk mandi, bermain wahana air, atau sekadar rekreasi keluarga. Ramainya kunjungan kala itu secara otomatis mengatrol perekonomian warga sekitar. Mereka membuka warung-warung sederhana, yang menghasilkan pendapatan lumayan besar.
“Bahkan sehari semalam, pas akhir pekan saya pernah dapat Rp 6 juta. Waktu itu harga es teh masih Rp 1.000,” kenang Harini (45), warga asli Blendung yang masih bertahan dengan warungnya.
Namun, sejak tahun 2019, semuanya berubah drastis. Abrasi masif telah menelan bibir pantai sekitar 50 meter. Akibatnya, 33 warung amblas, jalan dan tiang listrik tenggelam, serta wahana wisata rusak parah. Pantai wisata Kramatsari kini tak lagi menarik pengunjung karena akses jalan pun selalu tergenang rob.
Warga setempat bukannya tanpa usaha. Pada tahun 2024 lalu, mereka bergotong royong membangun tanggul bambu di bibir pantai. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pemalang, Andriadi, menjelaskan bahwa tanggul bambu yang dipasang terbagi dua: sebagian ditata dan ditancapkan, sementara sebagian lainnya dibuat tanggul berbentuk ‘kandang jangkrik’ meniru metode di Demak. “Sempat optimis, tapi tanggul ini rusak kena gelombang di tahun 2025, sehingga ada muara-muara baru,” ujar Andriadi.
Babinsa Ulujami, Serka Masrikan, mengungkapkan bahwa kondisi abrasi telah mengubah drastis wilayah setempat. “Dulunya Blendung wilayah wisata dan perekonomian warga maju, maka kini sebaliknya. Akses jalan terkena rob. Rumah-rumah juga sama,” kata Masrikan.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, didampingi Bupati Pemalang Anom Widiyantoro, meninjau langsung lokasi tanggul ‘kandang jangkrik’ yang jebol di Pantai Kramatsari. “Prinsip yang harus cepat penanggulangannya adalah daerah ini. Jadi tadi ada beberapa yang jebol, nanti akan kita upayakan,” tegas Ahmad Luthfi di lokasi.
Selain penanganan darurat, upaya pencegahan juga akan digencarkan, salah satunya dengan menggalakkan penanaman mangrove di sepanjang pesisir Pantura Jawa Tengah. Gubernur meminta seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Bupati/Wali Kota, Kapolres, Dandim, masyarakat, hingga penggerak lingkungan, untuk turut serta dalam penanaman mangrove ini.
“Paling pokok masyarakat kita tidak boleh terdampak sampai nanti merasa tidak diopeni. Jangka pendek ini harus segera kita selesaikan yang ini, sekitar 1 kilometer,” kata Gubernur.
Untuk penanganan jangka menengah, Ahmad Luthfi menyebut akan dilakukan pendataan masyarakat yang terdampak rob, serta analisis terkait tambak dan sawah. Sementara itu, untuk solusi jangka panjang, Gubernur merujuk pada proyek tanggul laut di Sayung, Demak. “Jangka panjangnya kita sudah punya contoh Sayung. Pada 2025-2027 tanggul laut sudah mulai berjalan dan kolam retensi. Ini nanti akan kita analisa terkait tanggul laut, akan kita tarik dari Sayung sampai Brebes,” pungkasnya. Komitmen ini diharapkan dapat membawa harapan baru bagi Pantai Kramatsari dan warga Blendung yang terdampak abrasi.( Joko Longkeyang).