Sekolah Rakyat Mulai Beroperasi, Harapan Baru Anak Keluarga Miskin di Jateng

Redaksi / amkmedianews.com 15 Juli 2025, 00:48 WIB

AKMedianews.com, SURAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi memulai operasional sembilan sekolah rakyat yang tersebar di berbagai kabupaten/kota mulai Senin, 14 Juli 2025. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, sebagai bagian dari upaya strategis menghapus kemiskinan melalui pendidikan.

Sebanyak enam Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah dibuka serentak. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengungkapkan rasa haru saat meresmikan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta.

“Hari ini sejarah tercipta. Negara hadir nyata menyejahterakan rakyat melalui pendidikan,” ujar Luthfi di hadapan ratusan siswa dan orang tua.

Sekolah rakyat ini mengadopsi sistem boarding school, di mana siswa tinggal di asrama hingga lulus. Meskipun demikian, orang tua tetap bisa mengunjungi anak-anak mereka setiap akhir pekan.

Gubernur Luthfi menjelaskan bahwa program ini selaras dengan kebijakan nasional Presiden Prabowo Subianto dalam upaya menekan angka kemiskinan ekstrem. Sebanyak 850 siswa dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) telah diterima di angkatan pertama ini.

“Kami juga sudah memberikan beasiswa kepada 5.000 anak dari keluarga miskin ekstrem yang sempat putus sekolah. Semua ini dibiayai dari APBD tanpa membebani APBN,” tegas Luthfi.

Selain fasilitas yang lengkap seperti ruang tidur, ruang makan, tempat belajar, dan ruang guru, fokus utama sekolah rakyat adalah pembentukan karakter melalui pendidikan moral dan kedisiplinan sejak awal masa asrama.

“Anak-anak ini perlu didampingi untuk beradaptasi. Rasa ingin pulang dan rindu orang tua itu manusiawi. Maka, pendidikan karakter adalah fondasi utama di sekolah rakyat,” tambahnya.

Wali Kota Surakarta, Respati Achmad Ardianto, turut menyatakan dukungan penuh terhadap program tersebut. Pemerintah Kota Surakarta akan memfasilitasi kegiatan rekreasi dan hiburan untuk siswa dan orang tua setiap tiga bulan sekali, termasuk tiket konser, nonton gratis, dan pemanfaatan fasilitas olahraga kota.

“Kami ingin memastikan anak-anak tidak stres di asrama. Kegiatan ini juga membangun kepercayaan masyarakat bahwa sekolah rakyat benar-benar memberi perhatian,” ujar Respati.

Dengan kolaborasi pemerintah provinsi dan daerah, Sekolah Rakyat di Jawa Tengah menjadi tonggak penting dalam menciptakan keadilan pendidikan. Harapannya, program ini mampu mencetak generasi unggul dari kalangan kurang mampu, sekaligus menjadi model nasional bagi pemberantasan kemiskinan melalui jalur pendidikan.**( Joko Longkeyang).