Ahmad Luthfi Perkuat Strategi Pangan Terpadu Tekan Inflasi Jateng

Redaksi / amkmedianews.com 16 Juli 2025, 06:32 WIB

AMKMedianews.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengoptimalkan peran daerah dalam mengendalikan inflasi melalui strategi terpadu, mulai dari distribusi pangan hingga penguatan kemitraan komoditas unggulan. Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan, Jawa Tengah memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional dan harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menjamin ketersediaan serta stabilitas harga bahan pokok.
Berbicara dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Hotel Gumaya, Semarang, Rabu (16/7/2025), Gubernur menyoroti pentingnya kerja sama antarwilayah dalam memperlancar suplai pangan. Ia mencontohkan, beras dari Klaten, bawang merah dari Brebes, serta cabai dari Temanggung dan Rembang dapat dimanfaatkan secara luas sebagai solusi pengendalian harga.

“Jawa Tengah harus bisa menekan inflasi dengan memperkuat penetrasi suplai ke daerah lain. Distribusi pangan ini harus terus dioptimalkan,” ujar Luthfi.
Langkah konkret pun telah dilakukan. Pemerintah Provinsi melalui BUMD menggelar operasi pasar dan mendirikan Toko TPID di 11 kabupaten/kota. Inisiatif ini menjadi ujung tombak menjaga harga tetap stabil, terutama di tengah lonjakan harga beras yang kini menembus Rp 14.750 per kilogram di beberapa wilayah, jauh di atas Harga Acuan Penjualan (HAP).
“Saya sudah perintahkan daerah lain menyusul membentuk toko TPID. Kita harus bertindak cepat,” tambahnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya kemitraan dalam memperkuat ketahanan pangan lokal. Saat ini, telah terbentuk kerja sama dengan 15 mitra champion untuk pengembangan cabai di atas lahan 300 hektare, serta pengembangan koperasi dan BUMD pangan, termasuk koperasi “Merah Putih” dan 29 Badan Usaha Milik Petani yang aktif beroperasi di berbagai daerah.
Luthfi menegaskan, pengendalian inflasi harus dilakukan dalam dua pendekatan. Di sisi jangka pendek, Pemprov fokus pada stabilisasi pasokan dan distribusi, sementara untuk jangka panjang disiapkan strategi membangun ekosistem ekonomi digital, pemetaan data pangan, serta pengembangan gudang penyimpanan modern (good hub) dengan fasilitas cold storage.
“Kita tidak hanya bicara harga, tapi juga distribusi. Masyarakat harus terlayani dengan baik,” tegasnya.
Sejalan dengan upaya tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyampaikan bahwa inflasi Jateng pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,24% secara bulanan. Komoditas seperti beras, cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras menjadi penyumbang utama.
Rahmat pun menyampaikan dukungan penuh terhadap strategi Gubernur Ahmad Luthfi. “Jawa Tengah sudah berhasil mengendalikan inflasi di 11 kabupaten/kota. Sekarang giliran wilayah lain ikut berkontribusi,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah terpadu ini, Pemprov Jawa Tengah menegaskan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara produksi, distribusi, dan konsumsi pangan demi mencegah inflasi yang berkelanjutan.**( Joko Longkeyang).