AMKMedianews.com, Pemalang – Ratusan tenaga honorer yang gagal mengikuti seleksi CPNS dan PPPK menggelar aksi di halaman Gedung DPRD Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Rabu (17/9/2025). Sekitar 500 honorer yang kontraknya habis pada tahun ini mendatangi DPRD Pemalang untuk menuntut kejelasan nasib mereka. Suasana aksi semakin haru ketika sebagian peserta tidak bisa menahan tangis saat menyampaikan keluhan dan aspirasi mereka.
Para honorer tersebut menginginkan kejelasan terkait nasib mereka setelah gagal mengikuti seleksi CPNS dan PPPK, yang selama ini mereka harapkan sebagai solusi untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Beberapa honorer yang hadir mengaku khawatir akan kehilangan mata pencaharian dan tidak tahu lagi ke mana harus mencari pekerjaan, mengingat mereka telah lama mengabdi kepada pemerintah daerah.
Di tengah kerumunan massa, hanya satu anggota DPRD Pemalang yang tampak turun langsung menemui para honorer tersebut. Dia adalah Heru Kundhimiarso, anggota Komisi A DPRD Pemalang. Dalam momen yang sangat emosional itu, Heru dengan tegas menyatakan akan menjadi garda depan dalam memperjuangkan nasib para honorer yang merasa terlantar karena kegagalan mereka dalam seleksi.
“Saya secara pribadi, sekaligus sebagai anggota DPRD Pemalang, akan selalu pasang badan dan menjadi garda depan untuk memperjuangkan nasib para honorer. Kami tidak akan membiarkan mereka begitu saja tanpa solusi,” ujar Heru dengan penuh semangat di hadapan ratusan peserta aksi.
Heru yang juga merupakan politisi PKB dan mantan aktivis pendiri Aliansi Masyarakat Pemalang Raya (AMPERA) menegaskan bahwa Pemkab Pemalang tidak bisa begitu saja mengabaikan tenaga honorer tanpa memberikan solusi yang jelas. Ia meminta agar pemerintah daerah segera mengambil kebijakan bijak terkait nasib honorer yang gagal seleksi, seperti opsi perpanjangan kontrak bagi mereka yang masih dibutuhkan.
“Para honorer ini tetap membutuhkan pekerjaan, sementara pemerintah juga masih membutuhkan tenaga mereka untuk menjalankan berbagai program. Ini adalah situasi yang saling membutuhkan, dan kita harus mencari jalan tengah yang menguntungkan kedua pihak,” tambah Heru.
Tindakan Heru Kundhimiarso yang berani menemui dan mendengarkan langsung aspirasi para honorer meskipun hanya seorang diri mendapat apresiasi dari banyak pihak. Ratusan honorer yang hadir merasa terharu sekaligus lega karena ada wakil rakyat yang bersedia mendengar keluh kesah mereka di tengah ketidakpastian nasib yang mereka hadapi.
“Apa yang dilakukan Pak Heru sangat menghibur kami. Kami merasa tidak sendirian lagi, ada seseorang yang mendengarkan dan siap memperjuangkan nasib kami. Semoga apa yang beliau sampaikan bisa terwujud dan kami mendapat kepastian,” ungkap salah satu honorer yang turut serta dalam aksi tersebut.
Hingga aksi selesai, suasana di sekitar Gedung DPRD Pemalang tetap berlangsung tertib dan kondusif. Meskipun hanya satu anggota dewan yang turun tangan, aksi ini berlangsung damai dan tidak ada insiden yang mengganggu jalannya kegiatan.
Aksi ini menggambarkan ketegangan yang dirasakan oleh banyak honorer yang gagal dalam seleksi CPNS dan PPPK. Mereka kini berharap ada langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk memberikan solusi yang adil dan bijaksana. Perpanjangan kontrak atau formasi baru untuk para honorer bisa menjadi langkah awal untuk memberikan kejelasan bagi mereka yang telah lama mengabdi.
Sebagai tambahan, Heru Kundhimiarso berjanji akan terus berjuang di dalam dan luar DPRD Pemalang untuk memastikan bahwa suara para honorer didengar dan diperjuangkan dengan serius. Bagi para honorer, perjuangan ini bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi tentang keadilan dan penghargaan atas pengabdian mereka selama ini.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, perjuangan ratusan honorer yang gagal CPNS ini mendapatkan dukungan penuh dari Heru Kundhimiarso. Dengan keberanian satu-satunya wakil rakyat yang menyambut mereka, aksi ini menjadi simbol harapan bagi tenaga honorer di Pemalang. Semoga tuntutan mereka dapat segera mendapatkan solusi yang adil dan menguntungkan bagi semua pihak.( Joko Longkeyang).