100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Kolaborasi Antarlini Hasilkan Program Nyata untuk Warga

Redaksi / amkmedianews.com 26 Mei 2025, 03:34 WIB

AMKMedianews.com – Dalam 100 hari kinerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, berbagai lembaga digandeng untuk sama-sama mempercepat pembangunan daerah. Pendekatan kolaboratif ini terbukti bukan sekadar wacana, melainkan telah membuahkan program nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Berbagai upaya kolaboratif itu, di antaranya dilakukan melalui pembentukan Forum Rektor. Dalam forum ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi erat dengan 44 perguruan tinggi di wilayahnya, guna mempercepat capaian 29 program yang dicanangkan untuk masa waktu 2025 hingga 2029. Program-program prioritas tersebut mencakup penurunan angka stunting, pendampingan usaha mikro kecil menengah (UMKM), pendampingan desa wisata, penguatan wawasan kebangsaan dan pendidikan moderasi beragama, hingga pelatihan konten kreator untuk desa wisata.

Kolaborasi ini bukan isapan jempol belaka. Salah satu bukti konkretnya adalah kerja sama Pemprov Jateng dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang telah menghasilkan program desalinasi. Melalui program inovatif ini, sebanyak 250 Kepala Keluarga (KK) penghuni Rusunawa Slamaran, Kota Pekalongan, kini dapat menikmati air minum yang rasanya tawar. Teknologi canggih ini berhasil mengubah air payau menjadi air tawar yang layak minum secara langsung. Program desalinasi di Kota Pekalongan ini menjadi yang pertama dan akan segera disusul di sejumlah wilayah pesisir lainnya seperti Demak, Rembang, dan Jepara.

Slamet, salah seorang warga Rusunawa Slamaran, mengungkapkan kegembiraannya. “Rasanya enak, segar, tidak asin,” ujarnya setelah mencoba air hasil desalinasi tersebut.

Selain itu, Pemprov Jateng juga telah melakukan aksi nyata dengan Poltekkes Kemenkes Semarang melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pencegahan stunting dan TBC. Sebanyak 600 mahasiswa dari kampus tersebut telah diterjunkan di desa-desa Kabupaten Magelang, Semarang, dan Banyumas untuk melakukan kegiatan KKN sejak 9 Mei 2025 lalu.

Sinergi Lintas Sektor untuk Pembangunan Berkelanjutan

Selain Forum Rektor, forum kolaborasi lainnya meliputi Forum Senayan yang berisi anggota DPR RI asal Jateng, Forum Berlian (DPRD Jateng), Organisasi Masyarakat (Ormas), hingga himpunan pengusaha.

Wakil Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Jawa Tengah, Wahid Abdurrahman, menjelaskan bahwa upaya-upaya kolaboratif ini secara konkret membuahkan hasil. Ia mencontohkan, melalui Forum Berlian, para anggota DPRD Jateng telah sepakat bahwa anggaran aspirasinya akan diarahkan untuk program infrastruktur pada 2025. “Begitu juga kolaborasi dengan Forum Senayan, contohnya para anggota Komisi V DPR dari dapil Jateng mendorong revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas agar dipercepat. Saya kira ini langkah konkret,” kata Wahid di Semarang pada Minggu, 25 Mei 2025.

Wahid juga menambahkan, Pemprov Jateng membangun kerja sama sister province dengan Chungcheongbuk-Do, Korea Selatan. Berkat kerja sama ini, sebanyak 100 orang lulusan SMA dan SMK di Jateng mendapatkan beasiswa kuliah di 18 universitas pilihan di Korea Selatan.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa adanya forum kolaborasi di wilayahnya adalah upaya untuk menjalin kerja sama dalam pembangunan Jawa Tengah. “Kita akan merapatkan barisan. Kita tidak bisa berdiri sendiri, kita harus punya forum kolaborasi yang diciptakan nanti,” kata Luthfi. Strategi-strategi itu, menurut Luthfi, perlu dilakukan lantaran dalam membangun daerah tidak bisa sendiri, melainkan harus melibatkan pihak lain. “Semua elemen kita gandeng,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memuji inisiatif Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi membentuk Forum Rektor bersama 44 perguruan tinggi di wilayahnya dalam membangun daerah. Kolaborasi strategis antara pemerintah daerah dan kampus ini merupakan langkah cerdas dalam mewujudkan kebijakan publik yang berbasis riset dan kebutuhan nyata.

“Itu good idea, good move. Kenapa? Supaya kalau kita bikin kebijakan, itu bukan sekadar feeling-feeling-an, tapi benar-benar berdasarkan studi,” kata Tito beberapa waktu lalu.**( Joko Longkeyang ).