Gubernur Jateng Pimpin Peringatan Lima Hari Pertempuran Semarang, Menghormati Jasa Pahlawan 

Redaksi / amkmedianews.com 15 Oktober 2025, 08:45 WIB

AMKMedianews.com, Semarang – Pertempuran Lima Hari di Semarang, yang merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa, diperingati secara khidmat di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, pada Selasa, 14 Oktober 2025. Upacara peringatan dipimpin oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi sebagai inspektur upacara.

Dalam pidatonya, Gubernur Luthfi mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk terus menggelorakan semangat perjuangan dan pantang menyerah demi membangun Indonesia.“Hari ini di seputaran Tugu Muda yang elok dan memesona, kita berkhidmat melaksanakan peringatan perjuangan monumental para pahlawan dan syuhada bangsa Indonesia, khususnya Semarang,” ujar Ahmad Luthfi.

Gubernur menyoroti bahwa pengorbanan para pahlawan, termasuk Dokter Kariadi, telah memberikan pelajaran berharga tentang arti pengabdian, pengorbanan, dan jati diri ke-Indonesiaan. Oleh karena itu, generasi penerus diminta untuk menghargai betul arti kemerdekaan dan mengadopsi nilai-nilai perjuangan tersebut dalam kerja dan karya nyata.

Ahmad Luthfi mengingatkan bahwa perjuangan tidak pernah usai, dan hari ini bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan. Namun, ia menekankan bahwa kekuatan Jawa Tengah terletak pada persatuan dalam keberagaman.

Jawa Tengah, yang terdiri dari 37 juta masyarakat dengan perbedaan suku, ras, dan potensi wilayah, memiliki satu kesatuan filosofis.“Nyawanya Jawa Tengah ada pada semangat gotong royong, sehingga dapat gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja (makmur, aman, dan sejahtera),” tegas Luthfi.

Filosofi ini diwujudkan dalam semangat: Ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Ia menambahkan pepatah yang menyentuh: mati siji mati kabeh, bangkit satu bangkit semua, senang satu senang semua, susah satu susah semua. Inilah yang disebutnya sebagai nyawa Jawa Tengah.

Gubernur Luthfi berharap seluruh masyarakat mengambil peran terbaik dan bergotong royong untuk mengatasi berbagai permasalahan. Ia juga berpesan agar masyarakat terus berkreasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi nilai integritas dalam melakukan kerja nyata untuk bangsa.“Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, sebagai basis perjuangan kemerdekaan dan sumber peradaban yang sarat kearifan lokal, kita gelorakan semangat perjuangan dalam rangka membangun Indonesia,” tutupnya.

Upacara peringatan dihadiri oleh Sekda Jateng Sumarno, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Forkopimda, dan para veteran.

Rangkaian upacara diawali dengan pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang oleh St Sukirno, yang menceritakan bagaimana masyarakat yang sedang merayakan kemerdekaan terganggu oleh tentara Jepang, hingga pecahlah pertempuran dari 14 hingga 18 Oktober 1945.

Puncak dari peringatan tersebut adalah penampilan pertunjukan kolosal sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang yang memukau, dibawakan oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang.**( Joko Longkeyang).